Selasa, 15 Juli 2008

HASSAN AL BANNA DAN IKHWANUL MUSLIMIN

Oleh: Tgk Junaidi Ibrahim Lc

A. Pendahuluan

Islam adalah satu sistem yang menyeluruh serta merangkumi semua aspek kehidupan. Ia adalah negara3 dan tanahair ataupun pemerintahan dan rakyat. Ia adalah akhlak dan kekuatan ataupun rahmat dan keadilan. Ia adalah kebudayaan dan undang-undang ataupun keilmuan dan kehakiman. Ia juga adalah materi dan harta benda ataupun kerja dan kekayaan. Ia adalah jihad dan dakwah ataupun ketenteraan dan fikrah. Sebagaimana juga ia adalah akidah yang lurus dan Ibadah yang benar, semuanya sama.

Itu adalah sekelumit pemahaman dan pemikiran Hasan Al Banna dalam mendefinisikan Islam, ini merupakan hal yang baru dalam dunia Islam yang dilakukan Hasan Al Banna dalam menterjemahkan Islam dalam kehidupan.



Pemikiran beliau sangat jauh berbeda dengan cara berfikir penguasa dunia Islam saat itu, dimana seruan agar mencontohi cara barat oleh Kamal Attaturk bertiup kencang dan tidak ada henti. bukan hanya itu, bahkan majalah-majalah dan surat khabar yang membuat propaganda dengan slogan 'Mesir adalah sebahagian dari Eropa' telah membanjiri pasaran. Para nasionalis mendesak pemerintahan Mesir agar kembali ke puncak kejayaan Firaun dan mencungkil adat-adat bangsa Mesir purba.

Melihat fenomena ini membuat Hassan al Banna merasa sedih, sebab sebahagian besar orang terhormat dan berpengaruh menyertai barisan modernis yang menyesatkan umat Islam. Dalam keadaan sedih dan pilu ini, beliau berusaha merapatkan diri dengan Sayyid Rashid Rida' serta murid-muridnya. Di sinilah titik permulaan berdirinya satu harakah Islam yang besar dan tersusun untuk menghancurkan Jahilliah Modern dengan segala pemikirannya. Beliau mulai mendidik orang-orang dengan penuh sabar tentang pentingnya Islam dalam kehidupan individual dan masyarakat4.

B. Pembahasan
1. Sejarah Singkat Hasan Al Banna (1906 M - 1949 M)

Hassan Al Banna lahir pada tahun 1906, di sebuah kota Mahmudiah Propinsi Buhairah di Mesir5, beliau dibesarkan dalam keluarga yang amat kuat berpegang pada Islam. Ayahnya seorang ulama yang sangat hebat dalam bidang keilmuan dan ketaqwaan. Kerjanya memperbaiki jam, pekerjaan inilah yang menjadi sumber rezeki bagi menghidupi keluarganya. Masa kerjanya pada waktu malam. Pada siang harinya menjadi Imam di sebuah masjid di kampungnya, disinilah ayahnya mengajar prinsip-prinsip Islam dan berdakwah. Diantara karyanya kitab Tafsir Musnad Imam Ahmad Ibn. Hambal.

Hassan Al Banna berguru pada ayahnya sehingga bisa menghafal Qur'an 30 juz. Pada usia remaja, ayahnya mengizinkan menggunakan kitab-kitab simpanan ayahnya untuk dibaca.hingga akhirnya Hassan Al Banna dapat memahami Islam dan bahasa Arab dengan baik. Semangat perjuangan Islam dan sifat kepimpinan telah mulai nampak pada umur yang masih muda.

Pada usia 16 tahun, ayahnya menghantarkannya ke Darul Ulum, sebuah pusat latihan perguruan di Kairo. Ketika sampai di sana beliau terkejut melihat kerusakan moral orang-orang Islam di kota Kairo. Pada tahun 1927, di usia 21 tahun Hassan Al Banna lulus dan meninggalkan Darul Ulum, Beliau adalah pelajar yang pintar dan mendapat tempat pertama dalam kelasnya. Kemudian setelah beberapa bulan beliau mengajar di Ismailiah, di sebuah sekolah menengah pemerintahan, disitu beliau dengan rasmi mendirikan Harakah Islamiah "Al-Ikhwanul Muslimin." Beliau didukung para pengikut dan pelajar-pelajar yang setia.

Setelah harakah Ikhwanul Muslimin terkenal dan berpengaruh, rezim yang ada mulai menganggap harakah Islam itu sebagai sebuah subversif yang mengancam keamanan negara. Pada tahun 19486, pemerintahan Mesir tunduk pada Inggeris dan mengharamkan harakah Ikhwanul Muslimin. Maka setelah itu ribuan anggota Ikhwan dihumban ke dalam penjara serta harta benda mereka dirampas. Dua bulan kemudiannya Hassan Al Banna ditembak mati oleh seorang penembak yang tidak dikenal di jalan raya Kairo pada tanggal 12 februari 19497.

2. Sekilas Sejarah Berdiri Jama'ah Ikhwan Muslimin
a. sejarah Berdiri Ikhwanul Muslimin
Setelah runtuhnya khilafah Islamiyah di Turki yang di bubarkan oleh bapak sekuler Kamal Atarturk pada tahun 1924 M. dunia Islam hidup dalam kegelapan bagaikan anak ayam kehilangan induknya, maka bermunculan gerakan sekulerisme8 di setiap Negara Islam bagaikan jamur di musim hujan, tiada yang dapat menghentikannya, maka tampilah tokoh-tokoh masyarakat yang berkiblat ke barat.

Selepas Perang Dunia Pertama, golongan yang berkiblat ke barat bergerak sangat aktif mempromoikan pemahaman mereka di Mesir. Seiring dengan itu fahaman nasionalisme di dunia Islam mencapai puncaknya. Sementara Pergerakan Emanspasi Wanita semakin bertambah kuat, para wanita kelas atas Mesir memberontak; enggan memakai purdah. Mereka justru memakai fesyen ala Eropa, menghadiri temasya sosial yang bercampur bebas antara lelaki dan perempuan, baik secara tertutup ataupun terbuka. Mereka juga mendesak supaya wanita diberi hak yang setaraf dengan lelaki.

Para ulama tidak berdaya menahan serangan dari puak Modernis kecuali hanya sekedar melabelkan murtad pada mereka. Keadaan ditambah parah dengan para ulama jahat yang begitu mudah dipermainkan oleh pemerintah taghut. Kondisi seperti ini telah mengenapkan kecelaruan sebahagian umat Islam dalam kejahiliahan. Ulama Kairo saat itu jatuh ke lembah yang paling hina, kerena mereka menyetujui fatwa yang diberi oleh Rektor Universiti al Azhar bahwa Presiden Faruk layak untuk memerintah dan digelar Khalifatul Mu'min dengan alasan "Faruk merupakan seorang Islam yang datang dari keturunan Rasulullah Saw."9.

Hassan Al Banna dan para sahabatnya merasa gelisah mengenai situasi kritis ini, di dalam buku hariannya beliau mencatat: "Hanya Allah yang mengetahui berapa malam kita akan berbincang tentang kondisi negara dan hubungannya dengan kehidupan rakyat. dan pengaruhnya terhadap masyarakat kelas bawah serta cara penyelesaiannya? Kami diskusi hal tersebut dengan penuh perhatian sehingga meneteskan airmata". Dalam buku tersebut, Hassan Al Banna mengakui bahwa keputusannya mendirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin merupakan manifestasi dari sikap beliau dan sahabat yang anti terhadap kejahilan Ummat Islam. Beliau menganggap bahwa masjid dan khutbah saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah penyakit umat ini.

Pada tahun 1928 Ikhwanul Muslimin resmi didirikan dengan tujuan untuk menyelesaikan nasib malang yang menimpa umat Islam saat itu. Hasan Al Banna jauh berbeda dengan tokoh Islam lainnya seperti Jamaluddin Al-Afghani, Sheikh Muhammad Abduh dan Sayyid Rashid Ridha', mereka lebih mengutamakan penulisan dan dakwah billisan dalam kiprahnya. Ini disebabkan Harakah Islam yang dipimpin Hasan Al Banna sangat syumul dan komplit sehingga menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti ibadah, akidah, mu'amalah, akhlah, politik, kebudayaan, ekonomi, social, olah raga dan sebagainya10.

Hassan Al Banna mulai mengunjungi kedai kopi untuk melakukan dakwah secara halus, tausiah beliau ini mulai menusuk hati para pendengar dan cukup untuk menyadarkan orang yang khilaf. Beginilah cara beliau berdakwah dan mentarbiyah masyarakat hingga larut malam.

Pada musim liburan di musim panas, beliau menjelajah seluruh Mesir dengan jalan kaki atau naik kereta api buruk kelas tiga yang penuh sesak. Beliau tidak melalui sebuah kampung dan kota melainkan berhenti dan bermalam di situ, guna menyampaikan dakwah Islam kepada orang kampung di masjid-masjid dan di rumah-rumah. Beliau sangat bersemangat dalam menyampaikan dakwah sehingga menyentuh hati mereka yang mendengarkannya, mulai dari buruh rendah dan kasar hingga para ulama yang mulia mengelilinginya untuk mendengar dakwahnya yang berapi-api.

Pada tahun 1933, kantor Ikhwanul Muslimin dipindahkan dari Ismailiah ke Kairo11. Dalam masa tiga tahun di sana, Harakah Ikhwanul Muslimin membuat penekanan yang berat dalam mendidik umat islam supaya menghayati islam, yaitu melalui cara menggerakkan masjid-masjid, mendirikan sekolah-sekolah dan pusat-pusat kebajikan di seluruh Mesir. Begitulah Hasan Al Banna membuat gebrakan baru yang belum di buat oleh para ulama besar di Al Azhar saat itu.

Kota Kairo saat itu berkiblat ke Eropa. Umat Islam malu untuk sembahyang tempat umum. Murid-murid di sekolah belajar membenci apa saja perkara yang berkaitan dengan Islam. Di kota besar inilah Hassan Al Banna berhasil mengajak ratusan pelajar didikan Barat kembali mencintai Islam dan menjadi muridnya yang gigih berjuang.

Jama'ah Ikhwanul Muslimun bercita-cita untuk menjalankan tanggung jawabnya ke seluruh Mesir. tujuananya ialah menggantikan masyarakat Mesir secara menyeluruh kepada masyarakat yang berlandaskan Syariah Islam.

b. Ikhwanul Muslimin Menasehati Pemerintah
Pada tahun 1936, kegiatan Ikhwanul Muslimin mulai diperhatikan oleh pemerintah. Hassan Al Banna telah mengutus sepucuk surat kepada raja Faruk dan menteri-menterinya, menyeru mereka untuk menggantikan undang-undang Barat dan menjalankan undang-undang Islam. Beliau juga meminta pemimpin pemerintah menunjukkan contoh yang baik kepada Umat Islam di Mesir dengan cara:
1)Mengharamkan pergaulan bebas antara perempuan dan lelaki,
2)Mengharamkan meminum arak di upacara-upacara rasmi,
3)Janganlah mereka berjudi khususnya di tempat-tempat judi,
4)Mereka hendaklah berhenti dari berjudi lumba kuda,
5)Mereka hendaklah berhenti dari bersuka-suka di kelab-kelab malam dan panggung hiburan,
6)Mereka hendaklah berhenti dari memperlihatkan tubuh anak-anak dan isteri-isteri mereka dalam surat khabar,
7)Mereka hendaklah mendirikan shalat,
8)Mereka hendaklah berbicara Bahasa Arab, menggantikan percakapan Inggeris dan Perancis,
9)Mereka hendaklah berhenti dari menggunakan pengasuh Inggeris untuk menjaga anak-anak mereka dan
10)Mereka hendaklah berhenti dari menghantar anak mereka ke sekolah asing yang membahayakan akidah.

Dari semua aspek kegiatan, Hassan Al Banna cukup menekankan masalah mendidik generasi muda di Mesir. Berulang kali Hassan Al Banna mendesak kerajaan untuk menyusun kembali kurikulum sekolah-sekolah yang ada berdasarkan Islam. Mengharamkan sistem pendidikan campuran antara lelaki dan perempuan, Pelajaran sains juga mestilah dibersihkan dari paham materialistik.

c. Penangkapan Ikhwanul Muslimin
Pada Desember 1954 Presiden Gamal Abdul Nasser menjadi sasaran pembunuhan tapi gagal, ini menjadi alasan yang ditunggu-tunggu oleh pemerintah Mesir untuk menghancurkan Ikhwan Muslimin. Maka Ikhwan dituduh melakukan penembakan tersebut walaupun Ikhwan berkali-kali menafikannya. Ribuan anggota Ikhwan telah ditangkap, dipenjara dan 6 orang telah digantung hingga mati. Sementara protes dari dunia Islam pada peristiwa ini tidak dilayaninya sama sekali.

Pada tahun 1961, Ikhwanul Muslimin difitnah sekali lagi sebagai penyebab kegagalan dan kemunduran negara. Akhirnya Presiden Nassir telah membuat satu komite Khusus untuk menghapus pengaruh gerakan Ikhwanul Muslimin' dari Mesir. Beliau mengusulkan supaya digunakan kekuatan undang-undang dan militer untuk menghancurkan Harakah Islam ini. Sebahagian usulan yang dibentangkan oleh komite Khusus itu disiarkan dalam An-Nadwa12

Akibat dari polis ini, ribuan Ikhwan termasuk Muslimat ditangkap dengan tidak diberi kesempatan membela diri di mahkamah. Hassan Ismail Hudaybi, seorang hakim dan ulama terkenal yang menggantikan Hassan Al Banna sebagai Ketua Ikhwan juga disiksa walaupun umurnya sudah tua dan uzur. Pada 29. Ogos, 1966 tiga orang pemimpin Ikhwan telah dihukum mati. Yang paling terkenal di antara tiga itu ialah Ash-Syaheed Sayyid Qutb yang juga seorang ulama dan penulis terkenal di dunia Arab13. Adiknya Muhammad Qutb yang juga seorang penulis yang terkenal, dua orang adik perempuannya, Aminah dan Hamidah Qutb pun turut dikurung dalam penjara bertahun-tahun lamanya.

3. Karakter Ikhwanul Muslimin
a. Organisasi dan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul Muslimin merupakan satu-satunya harakah Islamiyah yang terorganisir dengan rapi, dimana para pengikutnya dikelompokkan dalam tingkatan dan tahapan tertentu dengan spealisasi masing-masing, maka terdapat anggota tingkat pertama, kedua dan seterusnya. Seseorang tidak dinaikkan tingkat sebelum dinilai layak atau tidak layak. Setiap anggota membuat bai'ah atau sumpah setia.

Para anggota di beri tarbiyah agar menghafal Qur'an, setia pada shalat berjama'ah, mempelajari Al Qur'an, Hadith serta ilmu syariah lainya. Mereka diajar menggunakan bermacam-macam senjata dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Pada akhir tarbiyah mereka akan di saring untuk melayakkan mereka ketahap selanjutnya, hal ini berjalan secara alami tanpa ada hal-hal yang memberatkan anggotanya.

Dinatara hal yang sering dilakukan adalah tarbiyah mingguan, bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan dan tahunan. Dalam tarbiyah mingguan disebut jilsah, bulanan disebut katibah, 3 bulanan disebut mukhaiyam, 6 bulanan disebut muaskar dan tahunan disebut mukatamaratdan musabaqat.

Hassan Al Banna berpendapat bahwa tarbiyah sesebuah harakah itu mestilah mendapat dukungan masyarakat yang kuat sebelum dapat menggantikan pemerintahan yang zalim yang masih ada. Al Ikhwan berpendapat bahwa kekuatan bersenjata hanya perlu digunakan apabila semua cara yang lain gagal. Beliau juga menafikan bahawa Ikhwan mau melakukan Revolusi bunuh diri. Bahkan mengatakan langkah tersebut tidak memberi penguruh yang positif14.

b. Konsep Pembentukan Jama'ah Ikhwanul Muslimin
1)Pembentukan pribadi muslim
2)Pembentukan Keluarga Muslim
3)Pembentukan Masyarakat Muslim
4)Pembentukan Negara Muslim serta penyatuan Muslim Dunia15

c. Manhaj Dakwah Ikhwanul Muslimin
Konsep dakwah Ikhwanul Muslimin adalah persaudaran dibawah sistem tanzim, saling melengkapi, jauh dari perselisihan fiqh, jauh dari intervensi penguasa, bertahap dalam melangkah, dakwah rabbaniyah, dakwah secara global16 dan sebagainya. Manhaj Ikhwanul Muslimin banyak mengadopsi semua nilai positif dari manhaj dakwah salafiah, tariqat sunniah, hakikat sufiah17, siasah syar'iah, nadi riadhah, al buhus ilmiah, syikah iqtisadiah, fikrah ijtimaiah18.

d. Sepuluh Unsur Tetap Dakwah
1)Nama jamaah sebagai fikrah, sejarah dan lambang kesetiaan.
2)Amal jamaie ialah wasilah kita.
3)Tarbiyah dan menjauhi kekerasan adalah jalan kita.
4)Usrah adalah pilar tarbiyah kita
5)Risalah Taalim, Sepuluh Rukun khususnya Usul 20 dan Risalah Aqaid19 merupakan asas dan sumber pelajaran kita.
6)Syumul dan umum ialah asas pandangan dan fahaman kita yang menyeluruh.
7)Syura yang mulzim pemutus perselisihan antara kita.
8)Menghormati sistem dan peraturan ialah akhlak baiah20 kita.
9)Pilihan fiqhiah ialah huk jamaah menentukannya
10)Allah ialah matlamat dalam semua unsur tetap dan berubah, dalam setiap perkataan dan perbuatan kita21.

e. Jihad Ikhwanul Muslimin
Di antara ciri yang menonjol dalam Harakah Ikhwanul Muslimin adalah penekanannya yang terus-menerus terhadap Jihad. Namun Jihad yang diajar oleh Ikhwan ialah Jihad yang dipahami oleh semua orang Islam iaitu Jihad yang sesungguhnya, bukannya konsep Jihad yang direka oleh Puak Modernis. Ikhwan menganggap bahwa ibadah dan amal shaleh orang Islam sia-sia jika ia tidak bersedia untuk mengorbankan nyawanya demi untuk mempertahankan Agama Islamnya.

Harakah Ikhwanul Muslimin berkali-kali mengajak masyarakat supaya berjihad menumpas penjajahan British dan mengusir mereka dari Mesir untuk selama-lamanya. Hassan Al Banna sangat tegas dalam hal ini, beliau tidak mempercayai sedikitpun pendapat yang mengatakan bahwa masalah penjajahan ini dapat diselesaikan melalui dialog dan mesyawarah. Banyak pasukan relawan Ikhwan Muslimin ketika peperangan melawan Yahudi di Palestina pada tahun 194822. Hassan Al Banna menyeru semua negara Islam meninggalkan PBB dan berjihad melawan Yahudi.

Hasan Al Banna berkata: "Kami mengajak kalian pada Islam, ajaran Islam, undang-undang Islam dan petunjuk Islam. Kalau ini kalian anggap politik maka inilah politik yang kami perjuangkan". Beliau dan pengikutnya berkeyakinan bahwa tiada satu pun partai politik Mesir yang wujud di zaman Raja Faruk benar-benar ingin melaksanakan undang-undang Islam atau cinta pada Islam. Oleh karena itu beliau mendesak pemerintah supaya membubarkan semua partai politik, Sistem Parlimen karena ini semua tidak menghasilkan apapun untuk Islam melainkan keruntuhan moral dan perebutan kekuasaan23.

4. Media Massa Ikhwanul Muslimin
Selain itu Ikhwan juga sangat aktif dalam bidang penerbitan surat kabar24, majalah, tabloid baik bulanan atau mingguan dan sebagainya. Hampir semua terbitan Ikhwan laris di pasaran, mungkin hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:
1)Menerangkan Islam sebagai cara hidup yang paling mulia yang disampaikan dengan cara yang paling sesuai untuk zaman moden.
2)Mematahkan serangan-serangan pemikiran yang ditujukan pada Agama Islam.
3)Mendamaikan perselisihan pendapat diantara Mazhab-mazhab Islam demi untuk persatuan Umat Islam.

Tulisan Hassan Al Banna dikeluarkan tiap-tiap hari dalam koran Ikhwan. Tulisannya dengan ayat-ayat Qur'an, Hadith dan syair-syair Arab Klasik amat memikat hati para pembaca. Melalui risalah-risalah dan riwayat hidup Hassan al Banna.

5. Kritikan Terhadap Pemikiran Hasan Al Banna
a. Ikhwanul Muslimin membuat Bi'ah Besar
Golongan yang paling gencar mengkritik Hasan Al Banna dan Ikhwanul Muslimin adalah golongan salafi, kerena menurut mereka Hasan Al Banna telah membuat bid'ah besar dalam agama Islam. Golongan ini mengkritik dalam semua lini pergerakan Hasan Al Banna termasuk Kritikan mengenai maksurat25:

Kritikan bagi Hasan Al Banna mestilah disikapi dengan bijak sebelum dijawab dengan baik sebab sebagian kritikan itu tidak perlu dijawab, hal ini terungkap melalui kata-katanya: "akhi, berbantahan merupakan satu bentuk tantangan yang akan memancing sikap lebih keras dari yang dibantah. walaupun ia menyadari bahwa ia salah, tapi bantahan tersebut akan membuatnya bersikukuh pada kesalahannya. ketahuilah, akhi, si fulan itu telah terpengaruh oleh sebuah kondisi yang memaksanya berpikir seperti itu. dan aku melihat, tujuannya menulis artikel itu bukanlah untuk mengungkapkan apa yang menjadi keyakinannya. melainkan sekedar mencari perhatian dengan cara menghalalkan segala cara"26.

b. Ikhwanul Muslimin Merupakan Jama'ah Sesat
Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir oleh Hasan Al Banna dituduh sesat termasuk tokoh tokohnya seperti Said Hawwa, Sayyid Quthub, Muhammad Al Ghazali, Umar Tilimsani, Musthafa As Siba'i, dan sebagainya. Harakah ini kononnya juga banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jamaludin Al Afghani, seorang penganut Syi'ah,. Beliau kerap mengajak kpada pendekatan Sunni-Syiah, bahkan juga mengajak kepada persatuan antar agama, Lihat Dakwah Ikhwanul Muslimin fi Mizanil Islam Oleh Farid bin Ahmad bin Manshur halaman 3627. Diantara tulisan dalam buku tersebut adalah menuduh Ikhwanul Muslimin melakukan hal-hal seperti berikut:
1)Tidak Memperhatikan Masalah Aqidah Dengan Benar
2)Menghidupkan Bid'ah
3)Ta'ashshub Terhadap Pendapat Ulamanya sahaja
4)Menggunakan Manhaj Dakwah sufiah Yang Melenceng Dari Syari'ah
5)Mendahulukan Urusan Politik Daripada Syari'at28

C. Penutup
Pada akhir Perang Dunia Pertama, pengaruh Ikhwan sangat besar di seluruh Mesir sehingga harakah itu bisa disebut sebagai pemerintahan dalam pemerintahan. Hampir tidak dijumpai kampung atau kota yang ada di Mesir melainkan terdapat cabang Ikhwanul Muslimin. Fikrah harakah ini telah tersebar ke sekolah-sekolah, masjid-masjid dan pusat-pusat kebajikan seluruh Mesir. Majalah, risalah, surat khabar dan buku-buku mereka tersebar luas.

Bukan hanya itu pengaruh Ikhwanul Muslimin tersebar luas hingga di luar negara Mesir. Maka pemuda-pemuda di negara-negara Islam mulai membuka Cabang Ikhwanul Muslimin di Syria, Lubanon, Yordania, Palestina, Maroko, Iraq dan Sudan. Bahkan kini Ikhwanul Muslimin telah tumbuh dengan suburnya di Indonesia, Malaysia dan di seluruh dunia.

Pengaruh Ikhwanul Muslimin di seluruh dunia kini mulai dirasakan getarannya, kini para aktivisnya ingin mewujudkan secara nyata konsep dasar Ikhwanul Muslimin didirikan. tujuan didirikan Ikhwanul Muslimin adalah untuk membangun masyarakat dan negara Islam yang menjalankan undang-undang Islam. Hassan Al Banna berkata: "Kita tidak akan berdiam diri dan merasa senang atau berhenti selagi Qur'an belum benar-benar menjadi perlembagaan negara. Kita akan hidup untuk mencapai tujuan ini atau mati karenanya"29.

Demikianlah sekelumit pemikiran Hasan Al Banna beserta kiprahnya dalam dunia Islam Moderen, pemikirannya telah menjalar kemana-mana sehingga sangat ditakuti oleh musuh Islam. Hasan Al Banna telah melahir banyak ulama dan pemikir seperti Dr Yusuf Qaradhawi, Sayid Sabiq dan banyak lagi, kini Ikhwan hadir dalam satu khazanah baru pergerakan dan keilmuan yang membawa arus modernisasi keislaman.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Al Aqil, Min aklamil Harakah wa Dakah, cetakan maktabah Al Manar Mesir 2001
Amin Abdul Aziz, Fahmul Islam fi Zhilalil Usul Isyrin, cetakan Darud Dakwah Mesir 1999,
Awang, Pustaka Aman Press Sdn. Bhd. Malaysia
Fathi Yakan, Suka Duka Gerakan Islam Dunia Arab, Konsis Media Malaysia
Hasan Al Banna, 20 dasar Dasar Pegangan Seorang Muslim, Konsis Media, Malaysia
Hasan Al Banna, Allah fil Aqidah Islamiyah, Alihbahasa Oleh: Al-Ustaz Haji Fauzi Haji Hasan Al Banna, Majmua'ah rasail, cetakan Darut tauzik Mesir 1992
Husen bin Muhsin, Ath Thariqu Ila Jama'atil Muslimin, Cetakan darul Wafak Mesir 2002
Hafizrahman, Zainab Al Ghazali, Rakan Masjid UTP Malaysia, 2007
Ikhwanul Muslimin, Syeikh Jasim Muhalhil
Jamal Al Banna, Din wa Ummah wa laisa Din wa Daulah, cetakan Darul Fikril Islami Mesir.
Jumaah Amin, Dr, Method Pemikiran Hassan Al-Banna, Konsis Media, Malaysia
Majalah Al Furqon / Tahun VI Edisi 6 / Muharrom 1428H
Muhammad Makmun Hudhaibi, Al Ikhwanul Muslimun 60 qadhiah sakhinah, cetakan darut Tauzik 1999
Muhammad Abdul Halim Hamid, Miah Mawaqif min hayatil Mursyidin li Jama'atil Ikhwanil Muslimin, Cetakan Darut Tauzik 2002
Rauf Syilba, Dr, Syaeikh Hasan Al Banna wa Madrasatul Ikhwanul Muslimun, cetakan Darul Yusuf Qaradawi, Dr, 70 tahun Ikhwanul Muslimin, cetakan maktabah Wahbah 1999
Taufiq Al wa'I, Dr, Ikhwanul Muslimin kubra Harakatil Islamiah, cetakan maktabah Al Manar Mesir 2001
sepenggal kenangan bersama ustadz. Hasan Al Banna http://perisaidakwah.com, sunday, 12 agusut 2007
http://assunnah.cjb.net, Tgl 24 Desember 2007.

3 komentar:

Komen aja tulisan ini...